Universitas Diponegoro (Undip) bekerja sama dengan Badan Wakaf Indonesia (BWI) memberikan kegiatan edukasi, sosialisasi dan literasi wakaf untuk generasi mienial. Hal ini sebagai upaya menggerakkan perwakafan di kampus.
“Dapat mendorong kemajuan infrastruktur pendidikan di perguruan tinggi dan meningkatkan partisipasi aktif dalam memajukan perwakafan nasional,” kata Wakil Rektor I Undip, Prof. Faisal saat memberikan sambutan dalam acara Wakaf Goes to Campus (WGTC) ke-12 dengan tema Penguatan Literasi Wakaf Produktif Generasi Milenial, di Gedung Prof Soedarto S.H., Kampus Undip Tembalang, Selasa (20/12).
Ia menjelaskan mahasiswa dapat berperan sebagai agen intelektual dalam mendukung transformasi wakaf produktif. Caranya dengan memberikan gagasan-gagasan baru dan inovasi terhadap desain, digitalisasi dan sistem pelaporan.
Sehingga akan berdampak pada peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap intrumen-intrumen dari wakaf produktif.
Saat ini Indonesia telah memasuki era kebangkitan perwakafan nasional. Hal tersebut terlihat oleh tumbuhnya kesadaran kolektif lintas struktur sosial untuk berwakaf.
Mulai dari penggunaan teknologi dalam mengelola perwakafan, kesadaran untuk mengelola aset wakaf berbasis good wakaf governance, diversifikasi harta khususnya wakaf uang yang lebih mudah dan fleksibel.
Ada juga penggunaan Cash Waqf Linked Sukuk sebagai intrumen yang terjamin keamanan dan kepastian hasilnya, serta sinergi antara Islamic Sosial Finance dengan Islamic Comercial Finance semakin kuat.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan kegiatan ini juga bertujuan mengembangkan potensi kepemimpinan dan kewirausahaan mahasiswa. Harapannya adalah para mahasiswa berani menjadi penggerak wakaf di kampus.
Dengan adanya kesadaran para mahasiswa, dosen, tenaga pendidik (tendik) di kampus dalam perwakafan maka dapat mendorong kemajuan negara.
“Mari bersama kita belajar untuk meningkatkan pengetahuan dan mengamalkan perwakafan,” katanya
Alasan Wakaf Goes To Campus Diadakan
Prof. Mohammad Nuh, Ketua Pelaksana BWI mengatakan pentingnya menyiapkan era baru perwakafan nasional guna meningkatkan kesejahteraan, kualitas dakwah dan menjaga kemartabatan.
Ia menjelaskan alasan mengadakan wakaf goes to campus karena generasi terdidik dan bermasa depan berasal dari perguruan tinggi terbaik. Selain itu mereka juga termasuk dalam kelompok kelas menengah dengan daya beli cukup tinggi, jumlahnya sangat besar lantaran bonus demografi.
Kemudian memiliki kesadaran keberagaman atau religiusitas yang tinggi, melek teknologi, dan memiliki perasaan kewajiban menjaga keberlangsungan.
Ia menyebut bahwa wakaf bukan hanya saja termasuk dalam investasi akhirat, namun juga investasi yang bisa bermanfaat baik dunia dan akhirat.
“Dan sejati-jatinya kebahagiaan adalah membuat orang lain bahagia,” pungkasnya