LENTERAJATENG, SEMARANG – Keberadaan gas LPG 3 kilogram yang mulai langka, nyatanya malah dimanfaatkan sebagai tindak penipuan. Untuk itu masyarakat harus waspada saat membeli gas melon tersebut.
Tabung gas yang ternyata oplosan ini dialami oleh Kamran (32), warga Gayamsari, Kota Semarang.
Kamran mengaku kesulitan mendapatkan tabung 3 kilogram untuk keperluan rumah tangga sejak akhir Januari. Ia kemudian mendapat tawaran dari tetangganya untuk membeli gas seharga Rp 25 ribu per tabung.
“Kayaknya dari pengecer sih bukan agen. Saya nggak cek segel, akhirnya pasang. Terus 2 hari kemudian habis gasnya,” tutur Kamran kepada Lenterajateng, Rabu (5/2/2025).
Biasanya, 1 tabung gas 3 kilogram saja bisa ia gunakan untuk satu bulan. Kamran menduga gas yang ia terima ternyata oplosan.
“Beratnya sama. Kayak gas 3 kilogram terisi. Begitu dipasang jarum indikator tidak naik. Jadi cuma naik sedikit,” ungkapnya.
Tak ingin kesulitan, akhirnya ia kemudian memutuskan untuk membeli Bright Gas di kisaran harga Rp 400 ribu.
“Saya ambil di SPBU karena ini kan situasi nggak menentu. Beli untuk stok sementara karena kami nggak tahu ini sampai kapan,” beber Kamran.
Menanggapi kelangkaan ini, ia meminta pemerintah untuk menata skema subsidi dengan baik agar tepat sasaran.
“Subsidi ini sebenernya bagus skemanya, menertibkan subsidi biar tepat sasaran. Tapi agak mendadak jadi pengecer kaget, warga kaget. Situasi ini bikin kejahatan muncul,” tegas Kamran.
Dibanding merugikan masyarakat ia berharap pemerintah lebih teliti sebelum menerapkan kebijakan.
“Kenapa warga memilih ke warung karena aksesnya lebih gampang, lebih nyaman daripada harus ke pangkalan,” tandasnya.