LENTERAJATENG, SEMARANG – Seekor gajah Sumatra di kebun binatang Semarang atau Semarang Zoo, mati pada Jumat (17/2/2023) lalu. Kematian hewan mamalia dengan nama latin elephas maximus sumatranus itu diakibatkan oleh kegagalan fungsi pada ginjal dan jantung.
Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jawa Tengah, Darmanto, mengatakan, awalnya Sekar mengalami sakit gigi pada 26 Januari 2023.
“Sakit gigi itu menyebabkan nafsu makan Sekar menurun. Selama dilakukan tindakan medis, Sekar kami tempatkan di ruangan terpisah untuk mengurangi aktivitas harian dan memnatau kesehatanya,” kata Darmanto saat konferensi pers di Kantor BKSDA Jateng, Senin (20/2/2023) sore.
Kendati telah ditangani tim medis hingga kesehatanya membaik pada awal Februari, ungkap Darmanto, kondisi cuaca yang buruk atau dingin disertai hujan lebat membuat kesehatan Sekar kembali menurun pada 10 Februari.
Tim medis pun kembali melakukan penanganan dengan memberikan obat dan sejumlah vitamin. Namun hal tersebut tak membuat kondisi sekar membaik hingga akhirna mati pada Jumat, 17 Februari.
“Tanggal 17 menunjukan gejala klinis sama dengan sebelumnya, serta kondisi perut sebelah kiri bagian atas terlihat membesar. Pada pukul 09.30 WIB Sekar terjatuh dan kejang-kejang, namun saat dilakukan emergency, gajah Sekar sudah tak tertolong,” ungkapnya.
Sementara itu, dokter hewan Semarang Zoo, Hendrik, menambahkan jika nafsu makan yang menurun berdampak pada kerusakan organ dalam. Sehingga, hal tersebut yang membuat kondisi perut sebelah kiri bagian atas milik Sekar terlihat membesar.
“Sakit gigi, terus membuat nafsu makan minum turun, minum turun akibat dehidrasi, ini (dehidrasi) membuat fungsi ginjal terganggu, karena air minum keluarkan terlalu banyak dibanding yang masuk. Jadi air seni masuk aliran darah lagi dan menganggu sistem peredaran darah gajah. Menyebabkan kegagalan fungsi ginjal dan jantung,” jelas Hendrik.
Kendati berujung pada kerusakan organ dalam, Hendrik menegaskan hal tersebut masih bersifat dugaan. Sebab saat ini, hasil visum kematian gajah masih diteliti di Balai Besar Veteriner Wates, Yogyakarta.
“Penyebab pastinya, masih menunggu hasil visum. Hari ini baru masuk lab,” tandasnya.