LENTERAJATENG, SOLO – Ekonomi Keuangan Digital (EKD) diperkirakan tumbuh positif pada 2023.
Hal itu disampaikan Wakil Rektor Umum dan Sumber Daya Manusia UNS, Prof Dr Bandi MSi Ak saat membuka kegiatan seminar ekonomi keuangan digital di UNS.
Dalam sambutannya, Prof Bandi mengatakan bahwa pertumbuhan Ekonomi Keuangan Digital didorong dengan meningkatnya preferensi dan akseptasi masyarakat, kinerja e-commerce, serta layanan pembayaran yang terus meluas baik bank maupun fintech.
“Sebagian besar masyarakat yang sudah merasakan bertransaksi pembayaran secara digital, telah merasakan kenyamanan dan keamanan. Contactless payment merupakan kunci masa depan, menuju ke dunia yang semakin cashless,” tuturnya.
Prof. Bandi juga turut menyinggung faktor seperti generasi Y dan generasi Z yang mendominasi populasi, penggunaan teknologi selular dan internet yang semakin meluas, telah mendorong dan mempercepat model transaksi non tunai.
Namun demikian, keuangan digital, juga perlu diimbangi dengan Literasi Keuangan terutama literasi keuangan digital yang baik di masyarakat untuk memitigasi risiko dan melindungi konsumen.
Dalam seminar itu menghadirkan tiga pembicara, yaitu Sunu Widyatmoko selaku Sekretaris Jenderal Asosiasi Fintech Pendanaan bersama Indonesia (AFPI), Rico Usthavia Frans selaku Komisaris Linkaja & AwanTunai, serta James Wiyadi selaku Wakil Ketua Umum Asosiasi Layanan Urun Dana Indonesia (Aludi).
Ketiga narasumber menjelaskan pandangan mereka kepada lebih dari 100 partisipan yang mayoritas merupakan mahasiswa UNS. Mereka cukup sepakat bahwa inovasi keuangan digital akan semakin berkembang dan menghasilkan suatu hal yang positif.
Fenomena rasionalisasi yang terjadi belakangan bukan pertanda kemunduran. Melainkan, ini menjadi upaya penyesuaian terhadap lingkungan untuk semakin lama memberikan layanan.
“Right sizing merupakan upaya untuk survive. Hal tersebut sebetulnya bukan hal yang baru dilakukan, sudah sejak dahulu. Cuma tidak di-publish. Right sizing dilakukan untuk fleksibilitas dan juga untuk tetap berkembang,” jelas Sunu Widyatmoko.