LENTERAJATENG, SEMARANG – Harga cabai di pasar tradisional di Kota Semarang semakin merangkak naik. Harga cabai jenis rawit setan bahkan harganya menyentuh Rp 100 ribu hingga Rp 120 ribu per kilogram. Baiknya harga cabai yang cukup pesat itu terjadi sejak 4 hari yang lalu.
Welas (65) pedagang sayur dan bumbu di Pasar Peterongan mengaku, saat ini harga cabai rawit setan tembus di angka Rp 100 ribu per kilogramnya. Sementara harga cabai rawit hijau dan cabai keriting tembus harga Rp 80 ribu per kilogramnya.
“Ini sudah 4 hari lalu, cabai naik semua. Khusus cabai rawit setan naiknya banyak sekali sekarang Rp 100 ribu sekilonya. Rawit hijau, keriting merah juga sama naiknya sekarang Rp 80 ribu,” jelasnya.
Dirinya mengaku tidak mengetahui secara pasti penyebab naiknya harga cabai di pasaran. Baiknya harga cabai juga berimbas pada omset yang turun, karena banyak dari pembeli yang mengurangi konsumsi cabai. Meski harga naik, sejauh ini pasokan dari petani di Bandungan, Kabupaten Semarang stoknya masih aman.
“Nggak tahu kenapa, tiba-tiba sudah naik banyak. Saya juga nggak tahu ini kenapa,” ungkapnya.
Hal senada juga dikatakan Winarso (53) pedagang bumbu yang juga berjualan di pasar Peterongan. Pria yang sudah puluhan tahun berjualan itu bahkan menjual cabai rawit setan dengan harga Rp 120 ribu kepada pembeli eceran. Sedangkan untuk pembeli dalam partai besar harganya berbeda. Dirinya juga tidak mengetahui mengapa harga cabai sekarang melonjak pesat.
“Sudah 4 hari ini, semua cabai naik. Saya juga ndak tahu kenapa. Bawang merah bawang putih juga naik, tapi kan kalau bawang merah atau bawang putihnya memang naik turun,” tuturnya.
Akibat mahalnya harga cabai, membuat pembeli yang biasanya langganan ditempatnya mengurangi konsumsi cabai, dan penjualan setiap harinya mengalami penurunan.
“Iya yang beli jadi sedikit karena mahal kan. Ya jadi berkurang lah,” tandasnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fajar Purwoto mengakui, memang terjadi kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok terutama cabai, termasuk gula dan beras.
“Beras naik karena swasembada kurang maksimal. Kami amati cabai juga. Pas panen murah, pas stok kosong tinggi. Ini kenaikannya cabai keriting. Kalau cabai merah lainnya, stabil,” katanya.
Jika kenaikan harga makin tidak teratasi, pihaknya segera melakukan upaya penetrasi pasar untuk mengatasi kenaikan sejumlah kebutuhan pokok masyarakat, termasuk operasi pasar.(IDY)