LenteraJateng, JAKARTA – Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) ubah kawasan kumuh di tepi Sungai Gajah Wong Yogyakarta. Kawasan di wilayah Kota Yogyakarta yang semula kumuh, kini menjadi destinasi wisata baru, dengan konsep wisata air.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, penataan kawasan tepi sungai tidak hanya memperbaiki fisik infrastrukturnya. Tetapi lanjutnya, juga mengajak masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup dan lingkungannya.
Hal itu bisa terjadi, jika perencanaannya bersama dengan pemerintah daerah kabupaten/kota dan masyarakat setempat.
“Pemanfaatan selanjutnya menjadi peran pemerintah daerah kabupaten/kota untuk memberdayakan masyarakat di kawasan tersebut dalam mengembangkan potensi kawasan,” kata Menteri Basuki.
Program penataan kawasan tepi Sungai Gajah Wong tersebut merupakan penataan skala kawasan kota karena mencakup tiga kelurahan sekaligus yang saling berbatasan. Tiga kelurahan tersebut, yaitu Kelurahan Muja Muju, Giwangan, dan Prenggan.
Untuk di Kelurahan Giwangan dan Prenggan penataan dari Bendung Mrican hingga Jembatan Tegalgendu. Sedangkan di Kelurahan Muja-Muju dari Jembatan Balirejo hingga Jembatan GL Zoo.
Permasalahan utama di kawasan tersebut, adalah tidak adanya akses jalan inspeksi yang memadai untuk permukiman di sepanjang Sungai Gajah Wong. Jalan inspeksi ini selain untuk pemeliharaan dan pemantauan sungai, juga menjadi lokasi untuk penempatan infrastruktur limbah dan pemadam kebakaran.
Pekerjaan penataan kawasan kumuh di tiga kelurahan tersebut mencakup perbaikan jalan lingkungan, jalan inspeksi sekaligus pembangunan talut sebagai penguat jalan. Kemudian pembangunan sanitasi instalasi pengolahan air limbah (IPAL), drainase, pos pantau, hydrant proteksi kebakaran dan pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Lalu sarana penunjang lainnya berupa, toilet, pendopo, ruang baca, tempat sampah, penambahan railing pagar serta lampu.
Penataan Libatkan Pemda dan Warga Setempat, Kementerian PUPR Ubah Kawasan Kumuh
Pekerjaan penataan kawasan kumuh tersebut dari APBN Tahun 2019-2020 sebesar Rp 15,6 miliar dan APBD Kota Yogyakarta. Dukungan APBD Kota Yogyakarta, khusus untuk perbaikan rumah warga yang terdampak penataan.
Rumah warga di sepanjang kawasan penataan kini tidak lagi membelakangi sungai. Penataan permukiman di bantaran sungai tersebut mengacu pada gerakan M3K atau mundur munggah madep kali (memundurkan, menaikkan dan menghadapkan rumah ke sungai).
Penataan kawasan oleh Kementerian PUPR tersebut melibatkan Pemerintah Kota Yogyakarta dan Forum Komunikasi Daerah Aliran Sungai (Forsidas) Gajah Wong Yogyakarta.
Ketua Forsidas Gajah Wong Purbudi Wahyuni mengatakan, keterlibatannya sebagai mediator antara Pemerintah dan masyarakat. Tujuannya untuk mengoptimalkan hasil pembangunan sesuai harapan masyarakat.
“Dengan komunikasi yang tepat, kebijakan dan pembangunan dapat optimal sehingga akhirnya program 100-0-100 terpenuhi,” tuturnya.
Warga yang menjadi Pengelola Wisata Dermaga Cinta Gajah Wong Afdol Mustaqim mengatakan, kondisi saat ini sangat berbeda dengan sebelum dilakukan penataan.
“Yang luar biasa dari pembangunan KOTAKU, menjadikan wisata air di sini lebih baik sesuai harapan kami. Terjadi peningkatan dari segi kegiatan ekonomi maupun pemberdayaan masyarakat secara menyeluruh,” tuturnya.