LENTERAJATENG, SALATIGA – Makanan singkong lazim dikonsumsi sebagai camilan bagi masyarakat Indonesia. Potensi hasil pertanian singkong kemudian dimanfaatkan menjadi berbagai olahan makanan.
Seperti yang dilakukan warga Kecamatan Argomulyo, Kota Sapatuka, Joko Mulyono. Ia memanfaatkan singkong yang sudah diolah menjadi tepung mocaf untuk dijadikan bahan baku pembuatan es kirim.
Pemilik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Singkong Olahan Semesta ini mengaku, pemanfaatan produk olahan singkong berawal dari keinginan untuk melakukan inovasi yang berbeda. Atas dorongan Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, ia mengikuti program pembinaan UMKM.
“Berdasarkan beberapa kegiatan UMKM itu saya memotret kira-kira produk apa yang memiliki nilai diferensiasi dan efisiensi yang tinggi,” katanya.
Joko kemudian melakukan riset kecil pemanfaatan singkong untuk bahan baku pembuatan es krim.
“Kenapa es krim? Karena es krim bisa dinikmati oleh semua kalangan. Dan saya ingin singkong bisa dinikmati oleh siapapun,”ujarnya.
Menurut Joko, sebetulnya pemanfaatan singkong secara murni dalam pembuatan es krim tidak memungkinkan. Maka dari itu singkong yang akan dijadikan bahan baku diolah terlebih dahulu menjadi tepung mocaf.
“Tepung mocaf itu yang nanti akan menjadi bahan subtitusi tepung maizena yang biasanya digunakan untuk pembuatan es krim. Karena terdapat beberapa karakteristik tepu mocaf yang sama dengan tepung maizena,” tambahnya.
Tak Langsung Berhasil
Kendati demikian, dalam melakukan percobaan untuk pembuatan es krim tersebut tidak serta merta berhasil. Bahkan di percobaan pertama yang ia lakukan, masih menghasilkan rasa yang tidak enak pada es krimnya.
Keberhasilannya mengolah tepung mocaf sebagai bahan es krim mengundang perhatia Menteri Pertanian. Bahkan, produk hasil olahannya langsung diajukan untuk dicicipi.
“Dan respon yang mencicipi merasa es krim bahan baku singkong tersebut memiliki rasa yang enak. Dari respon itu, jadi motivasi untuk melanjutkan olahan singkong,” lanjutnya.
Untuk membuat es krim membutuhkan tepung singkong atau tepung mocaf, gula pasir, susu bubuk, susu kental manis, dan pengembang atau pengemulsi. Untuk varian rasanya pun bisa custom, namun yang paling favorit untuk pemesanan yakni coklat, stroberi, dan vanilla.
“Total dari 100 persen kompisisi es krim, kira-kira 20 persen untuk tepung mocafnya. Itupun hanya sebagai media pengganti tepun maizena,” jelasnya.
Satu cup es krim sing kong tersebut saat ini dijual mulai Rp 5 ribu tergantung dari ukuran cupnya. Sehingga cukup terjangkau oleh semua kalangan masyarakat.
Dalam sehari, ia bisa memproduksi es krim tersebut sebanyak 150 hingga 180 cup. Ratusan cup es krim itu Joko pasarkan di kafe-kafe sekitar Salatiga.
Joko mengakui terdapat kelebihan dalam tepung mocaf dibandingkan dengan tepung yang lainnya. Yakni tepung mocaf lebih rendah gluten, artinya tepung mocaf memiliki kandungan gluten free.
“Sehingga orang sepuh hingga anak-anak berkebutuhan khusus bisa mengonsumsi mocaf,” pungkasnya.
Kedepannya Joko akan terus melakukan inovasi olahan makanan yang berbahan dasar singkong. Karena dari hal tersebut bisa menaikkan nilai produk pertanian serta juga meningkatkan taraf hidup petani.
Hingga saat ini olahan makanan yang dihasilkan oleh UMKM miliknya sebanyak 38 olahan makanan.