LENTERAJATENG, KARANGANYAR – Meningkatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia secara masif dan merata, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah meluncurkan Bulan Literasi Keuangan (BLK) 2025, pada 22 Mei 2025 lalu.
Masih dalam rangkaian Kick Off Bulan Literasi, OJK kini bersama Bank Jateng dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar, Jawa Tengah, memberikan edukasi untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia secara masif dan merata dengan tema “Masa Depan Sejahtera dengan Perencanaan Keuangan.”
OJK meluncurkan program Bulan Literasi Keuangan (BLK) 2025 secara nasional, untuk menggencarkan peningkatan literasi keuangan masyarakat Indonesia secara masif dan merata.
BLK akan berlangsung dari Mei sampai Agustus 2025, dengan rangkaian champion program antara lain Financial Literacy Series dan Financial Literacy Campaign, serta ditutup dengan pemberian Financial Literacy Award.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan, berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025, menunjukkan kenaikan indeks literasi keuangan mencapai 66,46 persen dan indeks inklusi keuangan 80,51 persen.
Ia melanjutkan, hasil SNLIK 2025 ini meningkat dibanding SNLIK 2024 yang menunjukkan indeks literasi keuangan 65,43 persen dan indeks inklusi keuangan 75,02 persen.
Namun, masih terdapat jarak antara indeks literasi dan inklusi keuangan di Indonesia. Sehingga diperlukan upaya dalam mengakselerasi peningkatan pemahaman masyarakat terkait produk dan layanan jasa keuangan secara masif.
“Perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat, memberi dampak terhadap penetrasi digitalisasi serta memperluas akses masyarakat terhadap berbagai produk keuangan. Namun perkembangan ke arah positif juga harus diimbangi dengan pengetahuan yang memadai dalam bidang pengelolaan keuangan,” kata Friderica di Pendapa Rumah Dinas (Rumdin) Bupati Karanganyar pada Jumat (23/5/2025).
Menurutnya, hasil SNLIK Tahun 2025 juga menunjukkan segmen pelajar/mahasiswa memiliki tingkat literasi atau inklusi keuangan yang lebih rendah dibandingkan tingkat nasional. Hal tersebut menunjukkan masih adanya kerentanan, yang mungkin terjadi bagi generasi muda.
Terlihat dari beberapa kasus, yang menimpa mahasiswa di beberapa kampus di Indonesia. Belum lagi lanjutnya, tantangan lain yang harus dihadapi generasi muda, antara lain trend gaya hidup berlebihan yang disebabkan oleh tekanan sosial maupun keinginan pribadi untuk mendapatkan secara sesuatu secara instant.
Selain, segmen karyawan dan komunitas juga merupakan salah satu sasaran prioritas target edukasi keuangan berdasarkan Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia tahun 2021-2025.
“Disadari atau tidak, pada kenyataannya masih banyak generasi muda terjebak menggunakan produk keuangan yang illegal. Atau menjadi korban dari kejahatan keuangan digital yang setiap hari semakin beragam modusnya,” tuturnya.
Indeks inklusi keuangan yang tidak diimbangi dengan literasi keuangan yang memadai inilah menurut Friderica, akan memunculkan potensi untuk penggunaan produk yang tidak sesuai dengan kebutuhan serta meningkatkan pengaduan konsumen karena kurangnya pengetahuan konsumen terkait produk.
“Hari ini kita ingin memberikan edukasi kepada masyarakat untuk bisa meningkatkan kesejahteraan mereka melalui institusi keuangan yang bertanggung jawab seperti tidak terjerat pinjol dan lainnya,” tuturnya.
Direktur Utama Bank Jateng Irianto Harko Saputro mengatakan, sebagai Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) mendukung sepenuhnya dan berkomitmen untuk mensukseskan kegiatan edukasi keuangan yang dicanangkan oleh OJK secara masif dan berkelanjutan.
Sepanjang tahun 2024, Bank Jateng telah melaksanakan berbagai program yang diinisiasi oleh OJK, antara lain Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan), Hari Indonesia Menabung (HIM), dan Program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR).
Melalui program-program tersebut, Bank Jateng telah melaporkan pencapaian pembukaan Rekening Simpel hingga posisi 30 April 2025, dengan total nominal mencapai Rp 88,48 miliar melalui Aplikasi Pelaporan Online OJK (APOLO).
“Mengawali 2025, Bank Jateng juga telah menyelenggarakan beberapa kegiatan edukasi keuangan untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat. Antara lain, edukasi dan Pembukaan Rekening Tabungan Simpel Siswa SMAN 1 Talun Pekalongan, Siswa SDN 01 Tambakromo Pati, Siswa SDN Sidanegara 04 Cilacap, Siswa SMAN 01 Gondang Sragen, Siswa SDIT Permata Mulia Blora,” tuturnya.
Kemudian, Bank Jateng menggelar edukasi dan pembukaan rekening QRIS Pedagang Bima Bank Jateng sebagai fasilitas pembayaran. Kegiatan ini, dilakukan bersama Pemerintah Kabupaten Cilacap.
Sebagai bagian mendukung program Simpanan Mahasiswa dan Pemuda (SiMUDA) yang diinisiasi oleh OJK, pada 22 Maret 2025, Bank Jateng dengan bangga telah meluncurkan Tabungan Bima Rencana. Tabungan ini termasuk dalam kategori SiMUDA, serta menawarkan berbagai keunggulan, mulai dari bebas biaya administrasi bulanan, setoran yang terjangkau dan praktis, serta bunga yang setara dengan deposito.
“Bank Jateng terus berkomitmen, untuk mendukung seluruh program edukasi keuangan OJK melalui kegiatan literasi dan inklusi keuangan serta memberikan layanan perbankan terbaik bagi seluruh mitra serta nasabah Bank Jateng di Wilayah Jawa Tengah, Jakarta dan Yogyakarta,” tuturnya.
Bank Jateng juga menyediakan duta literasi keuangan yang ditunjuk di tiap cabang dan cabang pembantu, masing-masing satu orang baik di unit operasional syariah maupun konvensional.
Sebanyak tujuh duta literasi keuangan dari tujuh cabang, di wilayah koordinator Surakarta resmi dikukuhkan pada Jumat ini. Duta literasi keuangan yang telah ditunjuk tersebut akan melakukan Training of Trainer (ToT), kepada duta literasi dari masyarakat umum dengan sasaran pelajar, profesi, karyawan, petani, nelayan, pelaku UMKM, penyandang disabilitas dan lainnya.
“Bank Jateng mendukung program-program OJK di antaranya, Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan), Hari Indonesia Menabung (HIM), Program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR) dan Mendukung program Simpanan Mahasiswa dan Pemuda (SiMUDA),” tuturnya.
Bupati Karanganyar Rober Christanto berharap, kegiatan ini terus berjalan agar masyarakat Karanganyar melek literasi keuangan. Kegiatan diharapkan, menjadikan masyarakat Karanganyar di lebih cerdas dan pandai terkait literasi keuangan.
“Harapannya tidak akan terjadi kesalahan-kesalahan melakukan transaksi keuangan. Apalagi sampai terjerat pinjol,” tambahnya.
Edukasi keuangan ini diikuti ratusan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan nasabah Bank Jateng di Karanganyar.
Hadir dalam acara ini Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi, Direktur Utama Bank Jateng Irianto Harko Saputro, Bupati Karanganyar Rober Christanto, Ketua DPRD Karanganyar Bagus Selo bersama jajaran Forkopimda.