LENTERAJATENG, DENPASAR – Bank Jateng menunjukkan kepeduliannya pada sektor riil, dengan menjalin kolaborasi strategis bersama Kementerian Perindustrian. Kolaborasi ini merupakan langkah nyata Bank Jateng, mendukung industri padat karya di Jawa Tengah.
Bank Jateng siap menyalurkan Kredit Industri Padat Karya (KIPK), dengan total alokasi dana sebesar Rp 15 miliar pada tahun anggaran 2025.
Program ini dirancang untuk memacu pertumbuhan, mendorong penyerapan tenaga kerja dan membantu pelaku usaha merevitalisasi mesin produksi agar semakin kompetitif.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan, KIPK akan menjadi katalisator penting untuk meningkatkan produktivitas, membuka lapangan kerja dan memperkuat ketahanan ekonomi. Ia berharap, kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga penyalur, dan pelaku usaha dapat memberikan manfaat nyata bagi ketahanan industri nasional dan kesejahteraan masyarakat.
Direktur Bisnis Dana, Jasa dan UMKM Bank Jateng Anna Kusumarita menyampaikan, program KIPK ini adalah wujud komitmen Bank Jateng untuk terus hadir sebagai mitra sejati bagi para pengusaha di Jawa Tengah.
“Kami melihat KIPK sebagai jembatan penting, terutama bagi debitur KUR yang sudah naik kelas dan butuh pembiayaan lebih besar untuk mengembangkan usahanya,” kata Anna saat penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Pembiayaan (PKP), di Wiswa Sabha, Kantor Gubernur Bali, Kamis (4/9/2025).
Ia menambahkan, Bank Jateng telah melakukan pemetaan terhadap potensi calon debitur di sejumlah wilayah, termasuk Surakarta, Pati, dan Purwokerto. Fokusnya adalah pada sektor-sektor kunci seperti pakaian jadi, tekstil, furnitur, dan alas kaki yang memiliki dampak besar terhadap penyerapan tenaga kerja.
Program KIPK ini menawarkan, berbagai keuntungan untuk meringankan beban pelaku usaha. Antara lain, bunga bersubsidi di mana pemerintah memberikan subsidi bunga/marjin sebesar 5 persen, yang membuat cicilan menjadi jauh lebih ringan.
Kemudian plafon kredit besar pinjaman, yang tersedia mulai Rp 500 juta sampai dengan Rp 10 miliar. Lalu, jangka waktu yang fleksibel dengan tenor kredit hingga 8 tahun.
Tenor dengan jangka waktu yang fleksibel ini, memberikan fleksibilitas bagi pengusaha untuk mengatur keuangan jangka panjang.
Bank Jateng berharap, dengan adanya program KIPK ini, sektor industri padat karya di Jawa Tengah dapat berkembang pesat, menciptakan lebih banyak lapangan kerja, dan pada akhirnya membawa kesejahteraan yang lebih luas bagi masyarakat.
Kolaborasi ini diharapkan menjadi contoh sinergi yang baik antara pemerintah pusat dan daerah dalam mendorong kemajuan ekonomi