LENTERAJATENG, SEMARANG – Bank Jateng kembali berhasil mempertahankan peringkat double A minus dengan prospek stabil, dari lembaga pemeringkat Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk ketiga kalinya secara berturut-turut.
Peringkat tersebut mencerminkan, kemampuan Bank Jateng yang sangat kuat dalam memenuhi komitmen keuangan jangka panjang dibandingkan dengan perusahaan lain di Indonesia.
Kekuatan itu didukung oleh tingkat permodalan dan profil likuiditas yang solid, serta pasar captive yang kuat di Jawa Tengah.
Direktur Utama Bank Jateng Irianto Harko Saputro menegaskan, capaian ini menjadi bukti konsistensi bank pemerintah tersebut dalam menjaga kinerja meskipun kondisi ekonomi saat ini sangat tidak menentu.
Peringkat double A minus ini menunjukkan, Bank Jateng tetap sehat dengan pertumbuhan solid. Hal ini tercermin dari kinerja keuangan per Juni 2025, di mana total aset tumbuh 9,39 persen menjadi Rp 94,64 triliun.
“Pertumbuhan tersebut ditopang oleh peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 8,10 persen menjadi Rp 77,36 triliun, serta penyaluran kredit yang tumbuh 2,91 persen menjadi Rp 63,46 triliun,” kata Irianto, Rabu 20 Agustus 2025.
Selain pertumbuhan keuangan, Bank Jateng juga terus memperkuat jaringan pelayanan. Hingga 2025, tercatat sebanyak 1.883 jaringan layanan tersebar di seluruh Jawa Tengah, DKI Jakarta, dan DI Yogyakarta. Layanan tersebut mencakup kantor cabang, kantor cabang pembantu, kantor fungsional & payment, ATM & CRM, serta kas keliling.
Bank Jateng juga berkomitmen, menjaga sinergi dengan 36 pemerintah daerah (Pemda) se-Jawa Tengah melalui pengembangan digitalisasi keuangan daerah (ETPD) hingga ke tingkat desa. Beberapa inovasi yang telah dijalankan antara lain Cash Management, Kartu Kredit Pemda, Siskeudes, Samsat Budiman, hingga layanan untuk BUMDes.
Tidak hanya fokus pada perbankan konvensional, Bank Jateng tahun ini juga memperluas layanan syariah dengan membuka Kantor Cabang Syariah Yogyakarta, guna memenuhi kebutuhan nasabah syariah yang terus berkembang.
Prestasi lain yang membanggakan adalah keberhasilan Bank Jateng menjadi bank daerah pertama di Indonesia yang melaksanakan Overnight Index Swap (OIS), sebuah instrumen bisnis tresuri yang selama ini identik dengan bank besar nasional.
“Keberhasilan melaksanakan OIS menunjukkan potensi besar yang dimiliki Bank Jateng dalam bisnis tresuri. Sebagai pionir di antara BPD se-Indonesia, kami berharap langkah ini dapat menjadi inspirasi bagi bank daerah lainnya,” tutur Irianto.
Ia menambahkan, Bank Jateng optimistis dapat meningkatkan peringkatnya di masa mendatang.
“Dengan semakin kuatnya profil bisnis secara substansial dan konsisten, serta perbaikan berkelanjutan pada profil keuangan, kami optimis peringkat Bank Jateng akan terus meningkat,” tuturnya.
Dengan capaian ini, Bank Jateng menegaskan diri sebagai bank daerah berdaya saing nasional yang tidak hanya fokus pada layanan keuangan, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui sinergi dan inovasi berkelanjutan.