LenteraJateng, SEMARANG – Sebanyak 70 keluarga terdampak banjir bandang di Perumahan Wahyu Utomo, Ngaliyan, Semarang. Musibah ini terjadi pada Minggu (6/11/2022) sekitar pukul 18.15 WIB.
Camat Ngaliyan Moeljanto menuturkan, banjir bandang terjadi akibat limpasan air dari sungai Beringin yang berada di dekat perumahan. Meski terjadi dalam kurun waktu yang sebentar, air limpasan tersebut bercampur lumpur dan melumpuhkan aktifitas warga.
“Kejadiannya tidak lama, hanya sebentar. Di Wahyu Utomo hanya 15 menit. Tapi sisanya, lumpur itu sampai hari ini harus kami bersihkan,” kata Moeljanto saat ditemui di lokasi kejadian, Senin (7/11/2022).
Akibat banjir bandang tersebut, sebanyak enam RT di RW 06 Kelurahan Tambakaji tergenang lumpur dengan ketinggian sekitar 30 cm. Adapun RT terdampak adalah RT 01, 02, 03, 04, 06, 07, dan 09.
“Ada 70 KK terdampak,” lanjutnya.
Berdasarkan pantauan di lapangan, sejumlah petugas terkait dan relawan sedang melakukan pembersihan di area perumahan Wahyu Utomo terus. Termasuk dengan menggunakan alat berat.
Selain itu, dapur umum sudah tersedia di setiap kelurahan untuk membantu warga terdampak banjir.
“Darma wanita dan SAR Pramuka juga membantu logistik pangan sejak Minggu malam,” katanya.
Kendati pernah terjadi pada tahun 2013 dan 2107, banjir bandang yang melanda Wahyu Utomo kali ini cukup tak terduga.
Bahkan, menurut laporan para relawan, terdapat enam mobil yang terbawa arus banjir di Perumahan Wahyu Utomo.
“Selain itu beberapa sepeda motor juga terbawa arus,” tandasnya.
Ia kemudian menghimbau masyarakat agar tetap waspada mengingat wilayah Semarang atas masih terjadi hujan. Termasuk antisipasi ke tempat evakuasi yang cukup tinggi. Terlebih saat Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan cuaca ekstrem.
“Kami sudah perintahkan masing-masing lurah untuk mengidentifikasi tempat-tempat yang bisa untuk evakuasi. Yakni di tempat ibadah, fasilitas gedung SD, dan balai-balai yang cukup tinggi dari yang biasanya terlimpas air. Jadi ketika ini terjadi, pengkondisiannya bisa secepatnya kami lakukan dengan baik,” tutupnya.
Kesaksian Warga, 70 Keluarga Terdampak Banjir Bandang
Salah seorang warga RT 07 RW 06 Perumahan Wahyu Utomo, Feri mengisahkan, terdengar suara benturan kencang saat banjir bandang terjadi. Rumahnya hancur beserta harta benda yang ada di dalam rumah juga terbawa arus banjir.
“Saat itu saya bersama istri sedang makan, tiba-tiba ada suara benturan kencang di belakang rumah,” terang Feri.
Feri menuturkan, usai terdengar suara kencang air dari sungai yang tepat dibelakang rumahnya masuk ke kediamannya.
“Ternyata talud di belakang jebol dan air masuk. Jadi saya dan istri tidak sempat menyelamatkan apa-apa,” terangnya.
Rumah yang ia tinggali bersama istri merupakan kos-kosan dan dihuni beberapa orang. Para penghuni kos juga kehilangan sejumlah kendaraan.
“Saat banjir datang lima kendaraan milik penghuni kos juga terbawa arus,” papar Feri.
Sementara itu, Hernowo Ketua RT 07 RW 06, menjelaskan, air datang menyapu pemukiman setelah magrib. Barang berharga termasuk surat-surat miliknya juga lenyap terseret banjir.
“Kerugian saya perkirakan sekitar Rp 200 juta, seisi rumah habis. Tembok belakang rumah jebol. Semua hilang, dokumen, surat-surat penting hilang semua. KTP juga sudah tidak punya saya,” tandasnya.