LENTERAJATENG, SOLO – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat enam daerah di Jawa Tengah sepanjang periode April 2023 mengalami inflasi.
Hal itu disampaikan Kepala BPS Kota Surakarta Totok Tavirijanto dalam keterangan resminya kepada wartawan, Selasa (2/4/2023).
Menurut Totok, dari enam kota yang dihitung indeks harga konsumennya, tercatat inflasi tertinggi di Jawa Tengah terjadi di Kota Kudus, yaitu sebesar sebesar 0,34 persen.
“Kemudian diikuti Kota Tegal sebesar 0,33 persen, Kota Cilacap sebesar 0,28 persen, Kota Purwokerto, Kota Surakarta dan Kota Semarang masing-masing sebesar 0,27 persen,” jelasnya.
Sementara jika dibandingkan daerah lain secara nasional, angka inflasi di Jawa Tengah tersebut relatif kecil. Sebab, Kota Jayapura mengalami inflasi paling tinggi yaitu di angka 1,44 persen.
Kondisi di Surakarta
Lanjut Totok, kondisi di Surakarta angka inflasi pada periode April sebesar 0,27 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 116,05 pada Maret 2023 menjadi 116,36 pada April 2023.
Jika dibanding pada bulan yang sama tahun sebelumnya lebih rendah (inflasi 1,47 persen). Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-April) 2023 sebesar 1,31 persen dan tingkat inflasi “year on year” (April 2023 terhadap April 2022) sebesar 5,11 persen.
Dari 11 kelompok pengeluaran konsumsi yang dihitung IHKnya, 7 kelompok pengeluaran mengalami kenaikan yaitu : kelompok makanan, minuman dan tembakau naik 0,44 persen, kelompok pakaian dan alas kaki naik 0,11 persen, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga naik 0,44 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga naik 0,17 persen, kelompok kesehatan naik 0,21 persen, kelompok transportasi naik 0,01 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya naik 0,98 persen.
Sebaliknya kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan turun 0,11 persen. Sedangkan kelompok rekreasi, olah raga dan budaya, kelompok pendidikan dan kelompok penyediaan makanan, minuman/restoran relatif stabil.
“Komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan sumbangan inflasi di antaranya sewa rumah, daging ayam ras, angkutan antar kota, beras, emas perhiasan, pisang dan rokok putih,” jelasnya.
Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga memberikan sumbangan deflasi antara lain cabai rawit, angkutan udara, telur ayam ras, mie kering instan, cabai merah dan kentang.