LenteraJateng, SEMARANG – PT Biofarma (Persero) menargetkan pengembangan vaksin Covid-19 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan target selesai pada akhir Juli 2022. Vaksin yang yang dikembangkan bersama Baylor College of Medicine ini, telah memasuki masa uji klinis tahap ketiga.
Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, pengembangan vaksin Covid-19 BUMN ini untuk mendapatkan lisensi penggunaan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2022.
“Target kami akhir Juli 2022 ini bisa mendapatkan EUA dari BPOM, lalu lanjutkan uji klinis untuk booster dan anak, serta Emergency Use Listing (EUL) dari WHO Oktober tahun ini,” kata Honesti, dalam kick off uji klinis fase 3 Vaksin Covid-19 BUMN di Semarang, Kamis (9/6/2022).
Honesti menjelaskan, adanya EUL dari WHO nanti membuat Indonesia tidak perlu lagi mengimpor vaksin. Bahkan, bisa mengekspor atau mendonasikan vaksin Covid-19 ke negara-negara lain.
Ke depan, pihaknya akan memproduksi sebanyak 120 juta dosis per tahun. Proses produksi ini juga telah melalui serangkaian sertifikasi.
“Kami akan berikan komitmen. Kami juga sudah menyiapkan total kapasitas 120 juta dosis per tahun. Total kapasitas produksi Bio Farma itu lebih dari 3 miliar dosis per tahun, tapi untuk semua jenis vaksin,” tuturnya.
Kendati demikian, Bio Farma baru akan melakukan uji klinis fase ketiga pada 4.050 subjek dengan usia 18 hingga 70 tahun. Sebab, masih perlu penelitian lebih lanjut terkait vaksinasi BUMN untuk penggunaan booster dan pada anak.
“Karena memang belum banyak vaksin yang mendapatkan license untuk anak, jadi prioritasnya akan seperti itu,” imbuh dia.
Nama Vaksin Akan Dikonsultasikan dengan Presiden, Target Selesai Akhir Juli
Pada kesempatan yang sama, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meyampaikan terkait penamaan vaksin tersebut. Ia akan berkonsultasi dengan Presiden Joko Widodo dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
“Ke depan pasti kita konsultasi, apakah vaksin ini akan diubah namanya. Karena dalam mencantumkan sebuah nama, bukan berarti kami jumawa, arogan, atau sombong, seakan-akan klaim satu kelompok. Tidak begitu,” kata pungkas Erick.
Editor: Puthut Ami Luhur