LenteraJateng, SEMARANG – Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang, Nurkholis menyebut 163 kios Pasar Johar Relokasi terbakar dengan kerugian mencapai miliaran rupiah.
Kebakaran yang terjadi Rabu (2/2/2022) pukul 18.15 WIB itu menghanguskan Blok E dan F yang berada pada sisi selatan pasar. Blok tersebut berisikan pedagang pakaian, buah, dan alat-alat rumah tangga.
“Data screening awal ada 163 kios yang terbakar. Petugas lapangan masih terus mendata ulang,” ujar Nurkholis saat ditemui, Kamis (3/2/2022) siang.
Untuk jangka pendek, pihaknya sedang berupaya mewadahi sarana dan prasarana untuk lapak non-permanen karena masih dalam proses pengukuran tempat.
Sementara, untuk rincian kerugian material yang dialami, lanjut Nurkholis, sekitar Rp7 miliar dari pedagang dan pemerintah alami kerugian diatas Rp3 miliar.
“Sekitar 11 milliar total kerugian dari insiden ini. Untuk korban jiwa tidak ada,” kata Nurkholis.
Sedangkan upaya kedepan untuk mengatasi kebakaran yang sewaktu-waktu bisa terulang, Dinas Perdagangan akan melengkapi setiap pasar baru terkait keamanan bencana dan pendeteksi kebakaran.
“Sudah ada sensor api khusus. Seperti Johar sekarang (Cagar Budaya). Jadi jika ada suhu panas langsung otomatis nyemprot. Makanya tidak boleh membawa alat masak,” papar dia.
Mengenai mekanisme bantuan untuk pedagang, ia belum bisa memaparkan lantaran masih dalam koordinasi. Kendati demikian, bantuan itu rencananya akan melalui satu pintu Dinas Sosial Kota Semarang.
“Pak Wali atau BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) akan koordinasi apakah nanti ada semacam bantuan. Sementara, nanti satu pintu dulu melalui Dinas Sosial biar penerimanya jelas,” imbuh Nurkholis.
Wawancara terpisah, salah satu pedagang yang terdampak, Nadirin (39) berharap ada bantuan nyata dari pemerintah setempak. Sebab, lapak konveksi miliknya telah musnah dengan kerugian ratusan juta.
“Kalau kami masih ragu kalau (ada) kompensasi pemerintah. Kejadian 9 Mei 2015 kami cuma dapat kompensasi Rp 3 juta, itu pun untuk pembangunan di sini. Padahal pembangunan saya habis Rp 45 juta. Bantuan pemerintah cuma sebagai penghilang dahaga sebentar,” jelas Nadirin.