LenteraJateng, SEMARANG – Dosen Undip temukan alat cegah stunting pada anak. Prof Dr Muhammad Nur DEA, melalui penelitiannya mengembangkan alat pereduksi pestisida di sayuran dan buah.
Center for Plasma Research Undip mengembangkan hasil penelitian guru besar Fakultas Sains dan Matematika UNDIP tersebut. Alat tersebut bernama, Generator Gelembung Ozon Nano & Mikro (GengGONaM).
“Saya berharap melalui riset dan ivonasi yang kami kembangkan. Bisa menghilangkan pestisida yang ada di makanan dan dapat membantu menangani kasus stunting terhadap anak,” kata Prof Nur saat melakukan demo alat hasil riset terbarunya, Sabtu (18/12/2021).
Menurut Prof Nur, penemuan bisa membantu pencegahan stunting pada anak. Satu sebab stunting adalah mengkonsumsi sayur dan buah di mana terdapat kandungan pestisidanya.
Ia melanjutkan, menciptakan alat tersebut karena prihatin banyaknya kasus stunting akibat produk makanan yang dikonsumsi mengandung pestisida. Konsumsi sayur dana buah yang mengandung pestisida menurutnya, menyebabkan tubuh tidak bisa berkembang dengan baik. Lebih bahaya, mengganggu perkembangan kecerdasannya.
Cara Kerja Alat Temuan Dosen Undip Cegah Stunting
Secara garis besar, cara kerja alat tersebut mereduksi pestisida melalui pencucian dengan gelembung mikro ozon. Detilnya, alat tersebut menggunakan generator ozon dengan produksi gelembung mikro dan nano.
Ozon dalam bentuk gelembung mikro dan nano menurutnya, lebih mudah larut dalam air. Air terlarut ozon untuk mencuci produk holtikultura, sayur dan buah yang mengandung pestisida.
Pencucian di dalam wadah yang diputar (lebih dikenal sebagai pesawat sentrifugal), agar air bekas cucian langsung keluar dan tidak kembali mengenai produk. Untuk membangkitkan gelembung nano-mikro ozon, keluaran ozon melalui selang silikon dimasukkan dalam ujung saluran udara melalui pipa venture.
Keluaran dari venture tersebut terbentuk gelembung ukuran mikro dan nano. Kemudian air dari wadah pelarutan dipompa berulang kali. Sehingga konsentrasi yang terlarut akan lebih cepat mencapai tingkat tertentu, air dangan ozon terlarut untuk pencucian.
“Ozon itu mengadung tiga atom oksigen, dalam air satu atomnya akan terlepas menjadi oksigen radikal. Oksigen radikal inilah yang merusak senyawa pestisida dan terlepas dari permukaan sayur dan buah,” tuturnya.
Dengan gabungan air berozon dan pesawat sentrifugal, setelah melakukan berbagai pengujian, alat ini bisa mereduksi pestisida mencapai 95 persen dalam 10 menit. Perlakukan ini menjadikan bahan baku makanan khususnya bagi ibu menyusui dan anak tak lagi terkontaminasi pestisida.
GenGONaM merupakan inovasi yang masuk dalam Program Prioritas Riset Nasional (PRN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Stunting 2021-2024.
Program Prioritas Nasional Stunting, Dosen Undip Temukan Alat Bantu Mencegahnya
Koordinator Program PRN Stunting Prof Dr Ignasius DA Sutapa MSc mengatakan, inti program PRN Stunting ini merupakan komitmen pemerintah dengan mendukung program riset nasional terkait dengan percepatan penanganan stunting. Menurut Prof Sutapa, melalui program ini masuk sebanyak 250 proposal. Terpilih 38 proposal dalam Priorotas Riset Nasional Stunting ini.
Profesor Bidang Teknik Lingkungan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu menyebut, dari 38 proprosal yang masuk program PRN Stunting. Tujuh proposal di antaranya berasal dari Undip.
“Kami berharap ke depan Undip bisa memberikan kontribusi nyata membantu target pemerintah menurunkan kasus stunting yang ada di Indonesia dari 30 persen menjadi 14,5 persen bisa tercapai,” tuturnya.
Menurutnya, kasus stunting masih menjadi problem bagi pemerintah Indonesia. Hasil temukan kasus stunting di Indonesia masih di atas 30 persen.
Sementara badan kesehatan dunia, WHO, mematok kasus stunting di setiap negara harus bisa di bawah 20 persen. Artinya ada pekerjaan rumah yang besar dalam hal stunting yang membutuhkan penanaganan secara bersama agar generasi mendatang kondisinya lebih baik.
“Target utama progam ini adalah riset dan inovasi bisa memberikan kontribusi terhadap hal-hal yang konkrit. Dari teknologi, produk pangan, peta jalan, konten untuk pendidikan literasi. Aspeknya adalah mencangkup asupan gizi, mindset atau perilaku dan ketiga adalah ketersediaan sanitasi air mimun bersih,” tutur Ignasius Sutapa.