LenteraJateng, SEMARANG – Dosen Ilkom (Ilmu Komunikasi) Unissula (Universitas Islam Sultan Agung) ajak IRT (Ibu Rumah Tangga) kenali ciri dan berhati-hati pada pesan hoaks. Sejak pandemi, IRT mau tidak mau menggunakan aplikasi messenger Whatsapp sebagai pengganti sarana komunikasi offline.
Komunikasi untuk berbagai kebutuhan, antara lain anak sekolah, sosialisasi dan koordinasi berbagai kegiatan lingkungan warga. Mulai dari tingkat RT, RW, Kelurahan, Kecamatan dan berbagai kelompok sosial lainnya. Pesan singkat melalui Whatsapp tersebut sering tersisipi pesan hoaks.
Dosen Ilkom Unissula IKy Putri Aristhya dan Dian Marhaeni memberi pembekalan kepada IRT sebagai bagian program pengabdian masyarakat. Dua dosen Unissula tersebut memberi pembekalan tujuh jenis pesan hoaks yang biasa beredar.
Pesan Singkat yang berkedok iming-iming hadiah Ulang Tahun, seringkali tersebar di aplikasi messenger Whatsapp. “Ini yang biasa Fabricated Content” kata Iky.
Seseorang atau sekelompok orang, sengaja membuat informasi , dan umumnya ibu-ibu banyak yang sering tergiur hadiah yang tertera pada Judul Pesan Broadcast tersebut.
“Pada jenis seperti ini, memang tidak ada kerugian materi. Namun, ketika korban meng-klik link untuk menyebarkan tersebut dan koban untuk mengisi formulir,” tuturnya.
Yang tersebut merupakan input data, yang dapat untuk keperluan iklan atau lainnya. Artinya masing-masing menyerahkan data-data pribadi kita dengan cuma-cuma. “Selanjutnya data ini yang berbahaya juntuk penipuan,” tutur Iky.
Tampak hadir dalam acara tersebut, ibu ketua pkk rt 3, rt 2, dan rw 4, Blimbing, Peterongan. Juga- ibu-ibu lain yang mempunyai anak-anak seusia sekolah juga berstatus Ibu Rumah Tangga.
Diskusi yang berlangsung di Aula Masjid Al Mukhlisin, Blimbing, Peterongan ini berlangsung dengan dinamis. Ibu-ibu banyak mengemukakan pengalaman mereka ketika mendapatkan pesan broadcast.
Ketua Penggerak PKK RW 4 Rantin menyatakan, tentang pesan untuk melaksanakan amalan-amalan tertentu dan terdapat perintah untuk menyebarkan ke 10 orang. Jika tidak maka akan mendapatkan celaka.
“Ini sangat sering kami terima, hampir setiap hari, dari berbagai Grup” tambah Rantini.
Cukup Berhenti Tak Perlu Sebar, Dosen Ilkom Unissula Ajak IRT Kenali Ciri Pesan Hoaks
Filter oleh masing-masing orang, yaitu tidak perlu menyebarkan pesan tersebut kecuali sudah mempertimbangkan keperluan yang sangat mendesak.