LENTERAJATENG, SEMARANG – Dewan DPRD Kota Semarang mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) tambah inovasi dalam upaya strategi pengendalian inflasi.
Anggota Komisi B DPRD Kota Semarang Juan Rama mengatakan, satu di antara strategi penanganan inflasi dengan melibatkan RT dan RW dalam pemanfaatan lahan tak produktif di kampung-kampung untuk pertanian.
Bisa juga lanjutnya, dengan pelibatan pengurus tempat ibadah, pondok pesantren, dan sekolah dalam program urban farming yang sudah terlaksana.
“Tak hanya itu, kami juga mendorong Pemkot Semarang melakukan inovasi-inovasi lebih. Hanya bagaimana caranya, agar misalnya jika harga secara nasional ada kenaikan tetapi di dalam kota tidak terlalu signifikan,” katanya, Jumat (1/12/2023).
Selain itu, pihaknya mengajak masyarakat untuk bijak dalam berbelanja, khususnya jelang libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024. Agar tidak melakukan membeli barang dalam jumlah banyak secara bersama-sama sehingga memicu kenaikan harga.
“Jangan sampai panic buying yang juga nanti barang kedaluwarsa dan tidak terpakai. Kalau masyarakat banyak menimbun barang ini akan berdampak pada kelangkaan,” katanya.
Sisi lain Juan Rama optimis, dua program yang digagas Pemkot, seperti Pasar Pangan Rakyat Murah dan Aman (Pak Rahman) dan toko Pangan Aman Tersedia untuk Warga Kita (Pandawa Kita) dapat menekan kenaikan harga.
“Pak Rahman dan Pandawa Kita adalah program yang dipersiapkan untuk mengantisipasi kenaikan harga bahan pokok agar tidak terlalu tinggi,” katanya.
Melalui dua program dan inovasi tersebut, Juan Rama menyakini dapat benar-benar mengendalikan inflasi. Terlebih Pandawa Kita langsung kerja sama dengan Bank Indonesia.
“Ini adalah upaya mengatasi inflasi yang dilakukan Pemerintah Kota Semarang. Kami optimistis (Pemkot Semarang-red) bisa berperan mengendalikan harga, meski ada yang naik tetapi tidak sampai signifikan,” katanya.
Belum lagi, pihaknya menyebut persentase pasokan bahan pokok di Kota Semarang kebanyakan besar dari lokal. Termasuk kawasan penyangga seperti Grobogan, Demak, Kendal, dan Kabupaten Semarang.
“Semarang adalah kota perlintasan dan Ibu Kota Jawa Tengah, jadi bisa dikatakan semua jatuhnya ke Semarang dulu. Artinya sudah cukup aman dari sisi bahan pokok,” imbuhnya.